Teori “Big Bang” (Dentuman Besar)
Menurut teori ini, jagat raya terbentuk dari ledakan dahsyat yang terjadi kira-kira
13.700 juta tahun yang lalu. Akibat ledakan tersebut materi-materi dengan
jumlah sangat banyak terlontar ke segala penjuru alam semesta. Materi-materi
tersebut akhirnya membentuk bintang, planet, debu kosmis, asteroid, meteor,
energi, dan partikel-partikel lain.
Teori ”Big Bang” ini didukung oleh seorang astronom dari Amerika
Serikat, yaitu Edwin Hubble.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan,
menunjukkan bahwa jagat raya ini tidak bersifat statis. Semakin jauh jarak
galaksi dari Bumi, semakin cepat proses pengembangannya. Penemuan tersebut
dikuatkan lagi oleh ahli astrofisika dari Amerika Serikat, Arno Pnezias dan Robert Wilson pada tahun
1965 telah mengukur tahap radiasi yang ada di angkasa raya.
2. Teori “Keadaan Tetap” (Stabil)
Teori ”keadaan tetap” atau
teori ciptaan sinambung menyatakan bahwa jagat
raya selama berabad-abad selalu dalam keadaan yang sama dan zat hidrogen
senantiasa dicipta dari ketiadaan. Penambahan jumlah zat, dalam teori ini
memerlukan waktu yang sangat lama, yaitu kira-kira seribu juta tahun untuk satu
atom dalam satu volume ruang angkasa. Teori ini diajukan oleh ahli astronomi Fred
Hoyle dan beberapa ahli
astrofisika Inggris.
Dalam teori ”keadaan tetap”, kita harus menerima bahwa
zat baru selalu diciptakan dalam ruang angkasa di antara berbagai galaksi,
sehingga galaksi baru akan terbentuk guna menggantikan galaksi yang menjauh.
Orang sepakat bahwa zat yang merupakan asal mula bintang dan galaksi tersebut
adalah hidrogen.
3. Teori “Mengembang dan Memampat” (The Oscillating
Theory)
Teori ini dikenal pula dengan nama teori ekspansi dan
konstraksi. Menurut teori ini, jagat raya terbentuk karena adanya suatu siklus
materi yang diawali dengan masa ekspansi atau mengembang yang disebabkan oleh
adanya reaksi inti hidrogen, pada tahap ini terbentuklah galaksi-galaksi.
Tahap ini diperkirakan berlangsung selama 30
milyar tahun, selanjutnya galaksi-galaksi dan bintang yang telah terbentuk akan
meredup, kemudian memampat yang didahului dengan keluarnya pancaran panas yang
sangat tinggi. Setelah tahap memampat maka tahap berikutnya adalah tahap
mengembang dan kemudian memampat lagi.
4. Teori “Alam Semesta
Quantum”
Teori ini diciptakan oleh William Lane Craig pada
tahun 1966. Dia mengemukakan bahwa alam semesta adalah sudah ada selamanya dan
akan selalu ada untuk selamanya pula. Dalam teori ini, ruang hampa pada
hakikatnya tidak ada, yang ada adalah partikel-partikel sub atomik.
5. Teori Kabut (Teori Nebula)
Teori kabut
dikemukakan oleh filsuf Jerman yang bernama Immanuel Kant pada tahun 1775. Teori ini hampir sama dengan yang
dikemukakan oleh Simon De Laplace,
seorang matematikawan Prancis.
Teori kabut
menyatakan bahwa mula-mula ada sebuah nebula (kabut yang terdiri dari gas,
terutama hidrogen dan helium, dan debu-debu angkasa) yang bulat dan berotasi
sangat lambat . Akibatnya kabut mulai menyusut. Akibat penyusutan dan rotasi
ini terbentuklah sebuah cakram datar dibagian tengahnya. Matahari berada
dipusat cakram. Cakram ini terus berputar lebih cepat sehingga bagian-bagian
tepi cakram terlepas membentuk materi. Dari materi ini akhirnya terbentuklah
planet-planet yang tetap mengitari matahari. Satelit dari planet terbentuk
dengan cara yang sama.
Proses
terbentuknya tata surya menurut teori kabut (nebula):
a) Nebula
berasal dari gas dan debu, sebagian besar menjadi Matahari.
b) Terbentuk
Matahari dan planet lain yang masih Berpijar.
c) Matahari
terbentuk planet-planet bertebaran tak terarah.
d) Matahari
berputar pada porosnya, planet-planet terbentuk atmosfernya.
e) Planet
terbentuk atmosfer, dibumi telah muncul kehidupan karena sudah ada lapisan
atmosfer.
6. Teori Planetesimal
Teori ini
pertama kali dikemukakan oleh Chamberlein
dan F. R. Moulton, ilmuwan Amerika
awal abad ke-20. Teori ini mengatakan mula-mula ada matahari yang berpapasan
dengan sebuah bintang. Oleh karena letaknya berdekatan, tarikan gravitasi
bintang menyebabkan sebagian matahari tertarik kearah bintang tersebut.
Ketika
bintang menjauh bahan-bahan itu sebagian ada yang terlepas dan jatuh ke
matahari, dan sebagian menjadi gumpalan-gumpalan kecil (planetesimal) yang
mulai melayang diangkasa sebagai planet-planet yang mengelilingi matahari.
7. Teori Bintang Kembar
Teori ini
ditemukan pada tahun 1930-an. Teori Bintang Kembar menyatakan bahwa mula-mula
ada 2 buah bintang kembar kemudian salah satu bintang meledak. Oleh karena
pengaruh gaya gravitasi, maka bintang yang meledak menjadi kepingan-kepingan
kecil yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak
meledak merupakan matahari sedangkan kepingan-kepingan yang mengitarinya
menjadi planet-planet.
8. Teori Protoplanet
Teori ini
ditemukan pada tahun 1940 oleh Carl von
Weizsaeker, seorang astronom Jerman dan disempurnakan oleh P. Kuiper dan Subrahmanyan Chandrasekar.
Teori ini
menyatakan bahwa mula-mula dijagat raya ini ada kumpulan gas dan debu. Kurang
lebih 5 milyar tahun yang lalu, gumpalan gas dan debu tersebut memampat. Proses
pemampatan ini membuat partikel-partikel debu dan gas tertarik kebagian dalam
menuju pusat awan membentuk bola dan terus berotasi. Rotasi inipun bertambah
cepat dengan ditariknya partikel-partikel debu dan gas ke pusat awan. Oleh
karena rotasi yang cepat ini, maka gumpalan gas mulai memipih membentuk cakram,
bagian tengah tebal dan bagian pinggir memipih. Akibat saling menekan, maka
bagian tengah menjadi panas dan berpijar (disebut protosun atau cikal bakal matahari). Bagian tepinya terpecah-pecah
akibat rotasi yang cepat. Bagian tengah ini yang akhirnya menjadi matahari dan
bagian tepi yang terpecah-pecah menjadi gumpalan-gumpalan kecil (protoplanet) yang tetap berotasi.
Protoplanet akhirnya membeku dan menjadi planet-planet serta anggota tata surya
lainnya.
9. Teori Pasang Surut Bintang
Teori Pasang Surut pertama kali disampaikan oleh Buffon. Buffon
menyatakan bahwa tata surya berasal dari materi Matahari yang terlempar akibat
bertumbukan dengan sebuah komet.
Teori pasang surut yang disampaikan Buffon kemudian
diperbaiki oleh Sir James Jeans dan Harold Jeffreys. Mereka
berpendapat bahwa tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari akibat
gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut terlepas
dan kemudian mengelilingi Matahari. Gas-gas panas tersebut kemudian berubah
menjadi bola-bola cair dan secara berlahan mendingin serta membentuk lapisan
keras menjadi planet-planet dan satelit.
10.
Teori Kondensasi
Hipotesis
kondensasi mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun
1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola
kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar