Hukum Gerakan Planet Kepler
Dari Wikipedia bahasa
Indonesia, ensiklopedia bebas
Figure 1: Illustration
of Kepler's three laws with two planetary orbits. (1) The orbits are ellipses,
with focal points ƒ1 and ƒ2 for the first
planet and ƒ1 and &>. (2) The two shaded sectors
A1 and A2 have the same surface area and the
time for planet 1 to cover segment A1 is equal to the time to
cover segment A2. (3) The total orbit times for planet 1 and
planet 2 have a ratio a13/2 : a23/2.
Di dalam astronomi, tiga Hukum Gerakan Planet Kepler
adalah:
- Setiap planet bergerak dengan lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya.
- Luas daerah yang disapu pada selang waktu yang sama akan selalu sama.
- Perioda kuadrat suatu planet berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari.
Ketiga hukum di atas ditemukan oleh ahli matematika dan astronomi Jerman: Johannes Kepler
(1571–1630), yang menjelaskan gerakan planet di dalam tata surya. Hukum di atas menjabarkan gerakan
dua benda yang saling mengorbit.
Karya Kepler didasari oleh data pengamatan Tycho Brahe, yang diterbitkannya sebagai
'Rudolphine tables'. Sekitar tahun 1605, Kepler menyimpulkan bahwa data posisi
planet hasil pengamatan Brahe mengikuti rumusan matematika cukup sederhana yang
tercantum di atas.
Hukum Kepler mempertanyakan kebenaran astronomi dan fisika warisan zaman Aristoteles dan Ptolemaeus.
Ungkapan Kepler bahwa Bumi beredar sekeliling, berbentuk elips dan bukannya
epicycle, dan membuktikan bahwa kecepatan gerak planet bervariasi, mengubah
astronomi dan fisika. Hampir seabad kemudian, Isaac Newton mendeduksi Hukum Kepler dari
rumusan hukum karyanya, hukum gerak dan hukum gravitasi Newton, dengan
menggunakan Euclidean geometri klasik.
Pada era modern, hukum Kepler digunakan untuk aproksimasi orbit satelit dan
benda-benda yang mengorbit Matahari, yang semuanya belum ditemukan pada saat
Kepler hidup (contoh: planet luar dan asteroid). Hukum ini kemudian
diaplikasikan untuk semua benda kecil yang mengorbit benda lain yang jauh lebih
besar, walaupun beberapa aspek seperti gesekan atmosfer (contoh: gerakan di
orbit rendah), atau relativitas (contoh: prosesi preihelion merkurius), dan
keberadaan benda lainnya dapat membuat hasil hitungan tidak akurat dalam
berbagai keperluan.
Animasi dari gerak
Kepler
Daftar isi
|
Pengenalan Tiga Hukum Kepler
Secara Umum
Hukum hukum ini menjabarkan gerakan dua badan yang mengorbit satu sama
lainnya. Massa dari kedua badan ini bisa hampir sama, sebagai contoh Charon—Pluto (~1:10), proporsi yang
kecil, sebagai contoh. Bulan—Bumi(~1:100),
atau perbandingan proporsi yang besar, sebagai contoh Merkurius—Matahari (~1:10,000,000).
Dalam semua contoh di atas, kedua badan mengorbit mengelilingi satu pusat
massa, barycenter, tidak satu pun berdiri secara sepenuhnya di atas fokus
elips. Namun, kedua orbit itu adalah elips dengan satu titik fokus di
barycenter. Jika rasio massanya besar, sebagai contoh planet mengelilingi
Matahari, barycenternya terletak jauh di tengah obyek yang besar, dekat di
titik massanya. Di dalam contoh ini, perlu digunakan instrumen presisi canggih
untuk mendeteksi pemisahan barycenter dari titik masa benda yang lebih besar.
Jadi, hukum Kepler pertama secara akurat menjabarkan orbit sebuah planet
mengelilingi Matahari.
Karena Kepler menulis hukumnya untuk aplikasi orbit planet dan Matahari,
dan tidak mengenal generalitas hukumnya, artikel ini hanya akan mendiskusikan
hukum di atas sehubungan dengan Matahari dan planet-planetnya.
Hukum Pertama
Figure 2: Hukum Kepler
pertama menempatkan Matahari di satu titik fokus edaran elips.
"Setiap planet bergerak dengan
lintasan elips, Matahari berada di salah satu fokusnya."
Pada zaman Kepler, klaim di atas adalah radikal. Kepercayaan yang berlaku
(terutama yang berbasis teori epicycle) adalah bahwa orbit harus didasari
lingkaran sempurna. Pengamatan ini sangat penting pada saat itu karena mendukung
pandangan alam semesta menurut Kopernikus. Ini tidak berarti ia kehilangan
relevansi dalam konteks yang lebih modern.
Meski secara teknis elips yang tidak sama dengan lingkaran, tetapi sebagian
besar planet planet mengikuti orbit yang bereksentrisitas rendah, jadi secara
kasar bisa dibilang mengaproksimasi lingkaran. Jadi, kalau ditilik dari
pengamatan jalan edaran planet, tidak jelas kalau orbit sebuah planet adalah
elips. Namun, dari bukti perhitungan Kepler, orbit-orbit itu adalah elips, yang
juga memeperbolehkan benda-benda angkasa yang jauh dari Matahari untuk memiliki
orbit elips. Benda-benda angkasa ini tentunya sudah banyak dicatat oleh ahli
astronomi, seperti komet dan asteroid. Sebagai contoh, Pluto, yang diamati pada
akhir tahun 1930, terutama terlambat diketemukan karena bentuk orbitnya yang
sangat elips dan kecil ukurannya.
Hukum Kedua
Figure 3: Illustrasi
hukum Kepler kedua. Bahwa Planet bergerak lebih cepat di dekat Matahari dan
lambat di jarak yang jauh. Sehingga, jumlah area adalah sama pada jangka waktu
tertentu.
"Luas daerah yang disapu pada selang
waktu yang sama akan selalu sama."
Secara matematis:

dimana
adalah
"areal velocity".

Hukum Ketiga
Planet yang terletak jauh dari Matahari memiliki perioda orbit yang lebih
panjang dari planet yang dekat letaknya. Hukum Kepler ketiga menjabarkan hal
tersebut secara kuantitatif.
"Perioda kuadrat suatu planet
berbanding dengan pangkat tiga jarak rata-ratanya dari Matahari."
Secara matematis:

dengan
adalah perioda orbit planet
dan
adalah sumbu semimajor
orbitnya.


Konstant proporsionalitasnya adalah semua sama untuk planet yang mengedar
Matahari.

Sejarah
Pada tahun 1601 Kepler berusaha
mencocokkan berbagai bentuk kurva geometri pada data-data posisi Planet
Mars yang dikumpulkan oleh Tycho Brahe. Hingga tahun 1606, setelah hampir
setahun menghabiskan waktunya hanya untuk mencari penyelesaian perbedaan
sebesar 8 menit busur (mungkin bagi kebanyakan orang hal ini akan diabaikan),
Kepler mendapatkan orbit planet Mars. Menurut Kepler, lintasan berbentuk elips
adalah gerakan yang paling sesuai untuk orbit planet yang mengitari matahari. Pada tahun 1609, dia mempublikasikan Astronomia
Nova yang menyatakan dua hukum gerak planet. Hukum ketiga tertulis dalam Harmonices
Mundi yang dipublikasikan sepuluh tahun kemudian.
Pustaka
- Bate, Roger R., Mueller, Donald D. dan White, Jerry E. Fundamentals of Astrodynamics, New York, Dover Publications, Inc., 1971.
- Kepler's life is summarized on pages 627–623 and Book Five of his magnum opus, Harmonice Mundi (harmonies of the world), is reprinted on pages 635–732 of On the Shoulders of Giants: The Great Works of Physics and Astronomy (works by Copernicus, Kepler, Galileo, Newton, and Einstein). Stephen Hawking, ed. 2002 ISBN 0-7624-1348-4
- A derivation of Kepler's third law of planetary motion is a standard topic in engineering mechanics classes. See, for example, pages 161–164 of Meriam, J. L. (1966, 1971), Dynamics, 2nd ed., New York: John Wiley, ISBN 0-471-59601-9.
- Murray and Dermott, Solar System Dynamics, Cambridge University Press 1999, ISBN-10 0-521-57597-4
Pranala luar
Created by: Aris
And
Malvin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar