Rabu, 04 Desember 2013


Semut Yang Hemat

        Pada zaman Mesir Kuno, hiduplah seorang raja yang terkenal keadilannya. Raja tersebut sangat mencintai rakyatnya. Bahkan raja tersebut dalam mencintai keluarganya tidak melebihi cintanya kepada rakyatnya. Apabila ada anggota keluarga yang bertindak salah, tetaplah dihukum  sebagaimana peraturan untuk orang lain. Satu hal lagi yang menjadi keistimewaannya, raja tersebut adalah seorang penyayang binatang.
       Suatu hari raja pergi berjalan-jalan untuk menemui seekor semut. Si semut merasa senang dan bangga mendapat kunjungan dari raja.
Raja: “Bagaimana kabarmu, semut”
Semut: “Hamba baik-baik saja, Baginda’’
Raja: “Dari mana saja kamu pergi?”
Semut: “Hamba sejak pagi pergi ke beberapa tempat, tetapi belum juga mendapatkan makanan baginda”
Raja: “jadi, sejak pagi kamu belum makan?”
Semut: “Benar, Baginda.”
      Raja yang adil itu pun termenung sejenak, kemudian berkata, “Hai, semut.Berapa banyak makanan yang kau perlukan dalam setahun?”
Semut: “Hanya sepotong roti, Baginda
Raja: “Kalau begitu, maukah kau kuberi sepotong roti untuk hidupnya setahun?”
Semut: “Hamba sangat senang, Baginda”
Raja: “Kalau begitu, engkau kubawa ke istana,”ujar Raja. Semut sangat senang karena mendapat anugerah makanan dari sang raja. Ia tidak susah-susah lagi mencari makanan dalam setahun dan tentu saja roti pemberian sang raja akan lebih manis dan enak
Semut: “Terimah kasih, Baginda. Hamba akan masuk.”
Raja: “Setahun yang akan datang tabung ini baru akan kubuka,”
Semut: “Hamba sangat senang, Baginda”
      Tabung berisi roti dan semut itu segera ditutup rapat oleh sang raja. Tutup tabung itu terbuat dari bahan khusus, sehingga udara tetap masuk ke dalamnya. Tabung tersebut kemudian disimpan di ruang khusus di dalam istana.
      Hari-hari berikutnya, sang raja tetap memimpin rakyatnya. Berbagai urusan ia selesaikan secara bijaksana. Akhirnya, setelah setahun, teringatlah sang raja dan janjinya pada semut. Perlahan-lahan raja membuka tutup tabung berisi semut itu. Ketika tutup dibuka, si semut baru saja menikmati roti pemberian raja setahun lalu.
Raja: “Bagaimana kabarmu semut?”
Semut: “Keadaan hamba baik-baik saja, Baginda.”
Raja: “Apa kamu tidak pernah sakit selama setahun dalam tabung?”
Semut: “Tidak Baginda. Keadaan hamba tetap sehat selama setahun.”
       Sang raja pun termenung sejenak, kemudian melihat sisa roti milik semut di dalam tabung.
Raja: “Mengapa roti pemberianku yang hanya sepotong masih mau sisakan separuh?”
Semut: “Betul,  Baginda.”
Raja: “Katanya dalam setahun kau hanya memerlukan sepotong roti. Mengapa tak kau habiskan?”
Semut: “Begini, Baginda. Roti itu memang hamba sisakan separuh. Sebab hamba khawatir jangan-jangan Baginda lupa membuka tutup tabung ini. Jika Baginda lupa membukanya, tentu saja hamba masih dapat makan roti setahun lagi. Untunglah Baginda tidak lupa. Hamba sangat senang.”
       Sang raja terkejut mendengar penjelasan si semut yang tahu hidup hemat. Sang raja tersenyum kecil di dekat semut.
 Raja: “Kau semut yang hebat. Kau dapat menghemat kebutuhanmu. Hal ini akan kusebarkan ke seluruh negeri, agar rakyatku dapat meyontohmu. Jika semut saja dapat menghemat kebutuhannya, mengapa manusia justru gemar hidup boros.
Semut: “Sebaiknya Baginda jangan terlalu memuji hamba,”
       Akhirnya, semut itu mendapat hadiah dari raja sebagai tanda terima kasih karena telah mengajarinya hidup hemat.
       


Tidak ada komentar:

Posting Komentar