Prabumulih,
22 November 2013
Yth. Aset 2 General
Manager PT. Pertamina
Jln.
Jendral Sudirman No.3 Prabumulih 31127
Dengan
Hormat
Sehubungan dengan diadakannya lomba
menulis surat yang diselanggarakan oleh Pertamina Aset 2 yang menyusun tema
“Harapan Saya Kepada Pertamina Sebagai Perusahaan Milik Negara”. Saya sangat
senang ikut berpartisipasi dalam lomba ini dan semoga Pertamina menerima
harapan saya terhadap kota Prabumulih.
Pertamina merupakan hasil gabungan dari perusahaan Pertamin
dengan Permina
yang didirikan pada tanggal 10 Desember
1957.
Pertamina adalah
perusahaan
minyak negara
dan perusahaan pertambangan gas
bumi di Indonesia. Pertamina memiliki
anak perusahaan yang bernama
PT Pertamina
EP. PT
Pertamina EP didirikan pada September
2005. Pertamina EP bergerak
dalam bidang minyak dan gas alam di berbagai wilayah.
Seperti
yang kita ketahui bahwa PT. Pertamina merupakan Perusahaan Milik Negara yang
menjadi tonggak Indonesia dalam menghasilkan minyak dan gas untuk memenuhi
kebutuhan kendaraan.
Saat ini terlalu banyak
kendaraan bermotor di daerah Prabumulih dan juga banyak kekurangan bahan bakar
minyak yang diperlukan oleh banyak orang. Karena banyaknya kendaraan bermotor
dan pembakaran gas yang tidak sempurna menyebabkan polusi udara. Gas yang
dikeluarkan kendaraan bermotor dapat menimbulkan dampak negatif, baik terhadap
kesehatan manusia maupun lingkungan.
Dengan
terlalu banyak menggunakan bahan bakar minyak untuk kendaraan bermotor
pencemaraan udara tidak dapat dihindari dan juga karena cadangan minyak yang
semakin menipis dapat disimpulkan bahwa saat ini Indonesia terkhusus Prabumulih
sedang krisis minyak untuk kendaraan bermotor.
Dengan kekurangan
minyak ini di Negara-negara lain telah banyak peralihan dari Bahan Bakar Minyak
(BBM) menjadi Bahan Bakar Gas (BBG) terlebih lagi cadangan gas di dunia masih
sangat besar untuk
kendaraan menggunakan ruang bakar bermotor. Selain itu penggunaan bahan bakar
gas (BBG) sangat berkontribusi
pengurangan karbon yang mengakibatkan pemanasan global sesuai dengan Piagam
Kyoto yang telah disepakati dunia. Penggunaan bahan bakar gas (BBG) pada kendaraan bermotor sangat diperlukan sekali
suatu peralatan konverterkit untuk menyesuaikan kinerja mesin
terhadap bahan bakarnya.
Dengan semua data yang saya cari di internet. Bahan Bakar Gas
(BBG) tidak merusak mesin dan bahkan penggunaan bahan bakar gas (BBG) dapat
merawat mesin dengan terbuktinya mesin, busi, dan oli yang menjadi tahan lama.
Penggunaan bahan bakar gas (BBG) juga akan menghasilkan efisiensi, performance
dan emisi gas buang yang baik. Dengan membaca keunggulan BBG telah banyak
Negara membuat program ini.
Tapi, Bahan
Bakar Gas (BBG) masih belum populer di Indonesia. Saya sebagai siswa SMA Negeri 2 Prabumulih
dan Pengendara kendaraan bermotor mengharapkan Pertamina membuat program
pengantiaan bahan bakar. Dari Bahan Bakar Minyak (BBM) ke penggunaan Bahan
Bakar Gas (BBG) dan pembuatan SPBG agar lebih banyak orang yang ingin
menggunakan BBG.
Karena dengan menggunakan Bahan
Bakar Gas (BBG) kita telah memberikan solusi hemat konsumsi penggunaan Bahan Bakar
Minyak (BBM) utamanya BBM Bersubsidi yang penggunaannya semakin hari semakin
meningkat. Selain
itu, BBG juga merupakan bahan bakar
ramah lingkungan. Dan memiliki beberapa keuntungan untuk pengguna BBG.
Pertama. Hemat karena
harga gas lebih murah dari pada minyak dan mesin lebih bersih, nilai oktan yang
tinggi sehingga pembakaran lebih sempurna dan dapat menekan biaya perawatan.
Kedua.
Aman karena tabung dan konverterkit telah mempunyai standar keselamatan
international, terdapat safety valve
dan solenoid valve, dan mempunyai
kontrol unit tersendiri, sehingga tidak mengganggu fungsi dasar elektrik
kendaraan.
Ketiga.
Nyaman karena sistem dual fuel yang
dapat dioperasikan menggunakan bensin atau gas, kemudahan pengisian, SPBG telah
didukung oleh Pertamina dan PGN, Kit compatible: konverter kit dapat
dipindahkan ke kendaraan lain dengan sistem yang sama, dan penempatan tangki
diletakan sedemikian rupa sehingga tidak merubah bentuk dan fungsi dasar
kendaraan.
Keempat.
Ramah Lingkungan karena nilai oktan yang lebih tinggi sehingga mendapatkan
pembakaran sempurna dan menghasilkan gas buang yang lebih bersih.
Saat
ini SPBG yang ada di Indonesia berjumlah 33, apakah ini cukup untuk seluruh
wilayah yang ada di Indonesia! Tidak, 33 SPBG ini berada dikota besar seperti
Jakarta, Surabaya, dan kota-kota besar lainnya, dan telah dipakai oleh
kendaraan umum untuk menghemat biaya. Saya sangat mengharapkan agar SPBG lebih di perbanyak tetapi bukan hanya
untuk kota-kota besar saja, dan juga untuk kota-kota kecil juga bukan hanya
untuk kendaraan umum tetapi juga untuk kendaraan pribadi.
Padahal
program konversi BBM ke BBG telah di mulai sejak tahun 1995. Namun,
perkembangannya sangat lamban. Walau program ini telah berjalan selama 15 tahun
lebih tetapi kendaraan yang menggunakan BBG baru bejumlah 2.000 unit kendaraan
pada tahun 2010. Jumlah ini lebih rendah dari Malaysia dan Iran yang sama-sama
melakukan program ini pada tahun 1995.
Untuk
mencegah pemanasan Global pada lingkungan. Saya berharap Pertamina berkerjasama
dengan Pemerintah untuk terus mendorong masyarakat di Indonesia dan Prabumulih
untuk beralih ke penggunaan BBG, dan terus membuat Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Gas (SPBG) agar lebih banyak lagi, juga melakukan sosialisasi kepada
masyarakat agar mereka lebih peduli terhadap lingkungan walaupun mereka terus
menggunakan kendaraan bermotor tersebut, dan memperbanyak SPBG yang ada di
Indonesia.
Demikianlah
surat yang saya tulis, agar kiranya Pertamina memenuhi harapan saya untuk
kelangsungan kebutuhan bahan bakar di kota Prabumulih dan terima kasih.
SALAM PENULIS
BIODATA
PENULIS
Nama :
Windi Rahmadiani
TTL :
Prabumulih, 30 Desember 1997
Sekolah :
SMA Negeri 2 Prabumulih
Alamat Sekolah :
Jln. Basuki Rahmat Kel. Tanjung Raman Prabumulih Selatan
Alamat
Rumah : Jln. Merak Blok D6
No.18 Perumnas Kepodang Indah Kel. Patih
Galung Prabumulih Barat :
No.hp :
082183460599